Selasa, 27 November 2018

Langkah Besar Menteri Amran untuk Optimalkan Lahan Rawa




JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini menjalankan program strategis optimalisasi lahan rawa untuk pertanian. Program ini merupakan terobosan kepemimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk mengatasi penyusutan lahan baku sawah.

“Lahan rawa memiliki potensi yang begitu besar. Tentunya pengembangan lahan rawa tergantung bagaimana kita mengelolanya. Dulu pulau Jawa juga mayoritas lahannya rawa. Harus menunggu ratusan tahun baru bisa produktif. Sekarang kita punya teknologi sehingga tidak butuh waktu selama itu untuk manfaatkan lahan rawa.” Demikian disampaikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Pending Dadih Permana, dalam keterangan pers, Senin (26/11/2018).

Berdasarkan data dari Pusdata Daerah Rawa dan Pasang Surut, Indonesia memiliki potensi lahan rawa 33,4 juta ha yang terdiri dari lahan pasang surut 20,1 juta hektar dan rawa lebak 13,3 juta hektar. Dari jumlah tersebut, seluas 9,3 juta ha diperkirakan sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya pertanian.

Upaya pemanfaatan lahan rawa dengan pola optimasi lahan telah mulai dirintis sejak tahun 2016. Pada tahun 2016, Kementan telah melaksanakan kegiatan optimasi lahan rawa seluas 3.999 hektare, kemudian tahun 2017 seluas 3.529 hektare, dan pada tahun 2018 hingga 5 November kemarin, telah terealisasi seluas 16.400 hektare. “Pada tahun 2019, direncanakan kami akan mengembangkan lahan rawa seluas 500 ribu ha yang tersebar di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi,” jelas Pending.

Untuk mendukung pengembangan lahan rawa, Kementan meluncurkan program Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani (SERASI) untuk mendukung kelembagaan petani lahan rawa. Penguatan kelembagaan petani dilakukan dengan mengkorporasikan koperasi. Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam sambutannya saat launching program SERASI, minggu lalu (21/11), menyampaikan ratusan ribuan hektar rawa yang tersebar di enam provinsi akan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian produktif.

“Generasi kita ke depan, tidak usah ragu, kita sudah menemukan solusi baru untuk pangan Indonesia. Pemanfaatan lahan rawa dilakukan secara berkelanjutan untuk menghasilkan komoditas pangan strategis terutama beras. Kementan telah menyusun berbagai regulasi pendukung agar lahan rawa tetap sebagai lahan pertanian produktif”, ungkap Mentan.



Klaster Lahan Rawa untuk Tingkatkan Daya Saing Petani

Langkah Kementan memanfaatkan lahan rawa mendapatkan dukungan dari sejumlah pihak. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan optimalisasi rawa sebagai kebijakan yang cerdas dan strategis.

”Ini langkah besar untuk bangsa Indonesia, sekaligus menjawab pesatnya pertumbuhan penduduk dan penurunan lahan pertanian karena opportunity cost yang berubah. Kami salah, jika tidak meneruskan dan meningkatkan program ini,” tegas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat mewakili Presiden Joko Widodo pada Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 38 Tahun 2018, di Desa Jejangkit Muara Kecamatan Jejangkit Kab. Barito Kuala (Batola) Kalimantan Selatan, Oktober lalu.

Darmin menekankan pentingnya pembentukan klaster dalam kelembagaan petani untuk menjaga aspek berkelanjutan pembangunan di sektor pertanian. Ia menyontohkan ada 4.000 hektar lahan pertanian rawa yang akan dikembangkan di Jejangkit ini. “Maka akan sangat baik jika dibuat klaster per 100 hektare,” ungkap Darmin.

Menurutnya, jika berkelompok, petani bisa merancang pertaniannya untuk lebih berdaya saing dan bertanggung jawab. Baik saat pengolahan lahan, pemilihan benih, preferensi komoditas, menanam, pasca panen hingga pemasaran. “Pemanfaatan lahan rawa bukan hanya produktif, tapi harus berkelanjutan,” jelasnya.

Di kesempatan lain, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengagumi berbagai terobosan yang dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam mewujudkan kedaulatan pangan,. Salah satunya adalah pememanfaatkan lahan rawa lebak dan pasang surut yang dijadikan lahan pertanian produktif guna meningkatkan produktivitas pertanian nasional.

Politisi Partai Golkar tersebut menegaskan bahwa persoalan pangan tidak bisa disepelekan. “Pasalnya, seiring dengan besarnya pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia dan pemenuhan kebutuhan pangan kerap menjadi masalah karena ketersediaan pangan yang belum mencukupi”, kata Bambang Soesatyo.

Menurutnya, peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) lalu, yang memperlihatkan pertanian maju di lahan rawa harus dijadikan momentum untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan masyarakat dalam mengatasi masalah kekurangan pangan dan gizi, sekaligus untuk mendorong terciptanya sistem pangan global yang efektif.
Ketua DPR ini optimis optimalisasi lahan rawa lebak dan pasang surut yang dijadikan lahan pertanian oleh Kementerian Pertanian akan berhasil. Program ini akan bisa menopang stok beras nasional dan menjadikan sentra baru pertanian tanaman pangan selain di Pulau Jawa.

Perwakilan Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa Bangsa (Food and Agriculture Organization of The United Nations) di Indonesia Stephen Rudgard juga menyampaikan penghargaan dan apresiasinya yang tulus atas kerja hebat Menteri Pertanian dalam melakukan berbagai terobosan untuk menjadikan Indonesia berdaulat pangan. Rudgard mengatakan, optimalisasi lahan rawa menjadi upaya yang cukup besar untuk menghadapi tantangan pertambahan jumlah penduduk, meningkatnya urbanisasi dan perubahan permintaan konsumen.

“Peningkatan produktivitas melalui pemanfaatan lahan rawa sangat penting untuk memberikan makan populasi yang terus berkembang. Namun, lebih penting lagi untuk memiliki pendekatan pertanian yang berkelanjutan dalam berbagai intervensi pertanian,” jelas Rudgard.


sumber : https://ekbis.sindonews.com/read/1357745/34/langkah-besar-menteri-amran-untuk-optimalkan-lahan-rawa-1543237078/

Selasa, 06 November 2018

MINIMNYA LAHAN BUKAN HALANGAN



Lahan sempit bukan lagi jadi alasan untuk tidak bercocok tanam. Kemampuan manusia dalam mengatur lahan, sebenarnya mampu dioptimalkan dalam kondisi apapun jika mau berusaha.
Seperti yang dilakukan oleh satu tempat di Luizhou, provinsi Guuangxi, Tiongkok ini. Selain menjadikan bangunan sebagai tempat berlindung dari hujan dan panas, sebuah perusahaan bir di Tiongkok mengubah bagian atap bangunan mereka menjadi tempat menanam sayuran serta tumbuhan lainnya.
Dengan luas sekitar 0,2 hektar pabrik itu mengubah bagian bangunan atap menjadi lahan perianian yang produktif. Tidak hanya dijadikan tempat menanam padi, berbagai sayuran hingga kolam lotus juga bisa tumbuh dengan subur.
Ide menarik ini kerap disebut sebagai Slab Roof, yang muncul di tengah kekhawatiran para petani bahwa lahan semakin beralih fungsi menjadi tempat perluasan kota.
Tingkat industrialisasi, moderenisasi dan urbanisasi yang begitu cepat membuat para petani semakin sulit untuk memperluas lahan pertanian.
Konsep agrikultural dan produksi industri ini bisa menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan kecemasan para petani di Tiongkok. Di sisi lain, menanam di atas atap juga memberikan berbagai manfaat meliputi menghemat pengeluaran.


profil kampusku, Universitas Islam Malang


Keberadaan Univeristas Islam Malang diawali oleh adanya keinginan para tokoh masyarakat, ulama dan cendekiawan muslim dikalangan Nahdlatul Ulama di kota Malang untuk mendirikan suatu Perguruan Tinggi Islam yang besar, berkualitas dan mandiri. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, pada tanggal 27 Maret 1981 berdirilah Yayasan Sunan Giri (sekarang berubah menjadi Yayasan Universitas Islam Malang) yang berkedudukan di Jalan MT. Haryono 193 Malang.
Berdirinya UNISMA dipelopori oleh para Sarjana Muslim yang berhaluan Ahlussunnah wal Jama'ah. Para Sarjana Muslim tersebut sepakat untuk membentuk Panitia Sembilan yang bertugas menangani konsep dan bentuk teknis dalam rencana pendirian Perguruan Tinggi. Sebagai cikal bakal berdirinya Unisma adalah Fakultas Tarbiyah. Terbentuknya Fakultas Tarbiyah, diawali dengan berdirinya Akademi Pendidikan Ilmu dan Agama Islam (APIA) yang selanjutnya berubah menjadi Fakultas Tarbiyah Watta'lim (FTT) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU).
Hal ini dikukuhkan dengan SK. Menteri Agama RI nomor : 16/1963 tanggal 12 Januari 1963 yang menyatakan Ijasah Sarjana Muda FTT UNU Malang diakui sama dengan Ijasah Sarjana Muda Institut Agama Islam Negeri. Pada tahun 1968 nama UNU Malang diubah menjadi UNSURI Jawa Timur dan berkedudukan di Surabaya dan memiliki beberapa fakultas yang ada di Malang, antara lain Fakultas Tarbiyah, Fakultas Pertanian, Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat. Pada tahun 1971 Fakultas Tarbiyah Wata'lim (UNU) berubah menjadi Fakultas Tarbiyah UNSURI.
Ketika Yayasan Universitas Islam Sunan Giri Malang berdiri, maka Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Pertanian UNSURI bergabung menjadi salah satu fakultas di Universitas Islam Malang.
Sejak tanggal 7 Oktober 1983 UNISMA mendapat status Terdaftrar untuk program pendidikan Sarjana Muda dengan SK. Mendikbud RI no 0425/1983 Untuk Fakultas hukum (Jurusan Keperdataan, Pidana dan Administrasi Negara), Fakultas Pertanian(jurusam Budidaya Pertaniuan, Sosial Ekonomi Pertanian), Fakultas Peternakan (jurusan Produksi Ternak), Fakultas Teknik (Jurusan Sipil, mesindan elektro), fakultas ekonomi (jurusan manajamen dan akuntansi), Fakultas keguruan Ilmu Pendidikan (Jurusan pendidikan Bahasa dan satra Indonesia serta Pendidikan Matematika), Fakultas Ilmu Administrasi pada 27 Maret 1983 ini mulai beroperasi dengan jurusan Administrasi Negara dan Administrasi Niaga. Sejak 31 Maret 2005 Universitas Islam Malang telah membuka Fakultas Kedokteran dengan konsentrasi pada keanekaragaman hayati sebagai penunjang pengobatan
Sejak Yayasan Universitas Islam Malang berdiri hanya mempunyai satu bidang garapan yaitu bidang pendidikan, namun hingga menginjak usianya yg ke 20, mengalami perkembangan yang cukup pesat, ditandai dengan Yayasan Universitas Islam Malang telah mampu mengembangkan bukan hanya dalam bidang pendidikan saja melainkan juga sektor-sektor di luar pendidikan.

Minggu, 30 September 2018

yang punya blog disini. jangan macam macam


Saya yang punya blog ini. jadi jangan macam macam karena saya bukan kaleng-kaleng.
blog ini berisi tulisan saya seputar pertanian semoga bermanfaat. 

Langkah Besar Menteri Amran untuk Optimalkan Lahan Rawa

JAKARTA  - Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini menjalankan program strategis optimalisasi lahan rawa untuk pertanian. Program i...